PKRS (PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT)

Setiap kali anak atau orang dewasa yang sakit perut atau buang air besar secara berturut turut, terkadang yang ada di pikiran di kita adalah diare. Masyarakat kadang pun masih bingung memahami perbedaan dari buang air besar, diare atau mencret. Agar pemahaman kita menjadi jelas mengenai diare, ayo mari kita kenali penyakit diare!

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar lebih dari 3 kali dalam waktu sehari dan tinja atau feses yang keluar dapat berupa cairan encer atau sedikit berampas, kadang juga bisa disertai darah atau lendir tergantung pada penyebabnya.

Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), anak dinyatakan menderita diare bila buang air besarnya lebih encer dan lebih sering dari biasanya. Gejala ikutan lainnya adalah demam dan muntah. kadangkala gejala muntah dan demam mendahului gejala mencretnya.

Seberapa Sering Seharusnya Kamu BAB ?

Rata-rata orang BAB sekali atau 2 kali, tetapi beberapa orang mungkin bisa lebih banyak atau lebih sedikit. menuruk dokter, tidak ada frekuensi yang normal artinya selama kamu nyaman, kamu baik-baik saja.

Pada bayi berusia 0-2 bulan, apalagi yang minum ASI, frekuensi BAB lebih sering lagi, yaitu 8-10 kali sehari dengan tinja yang encer, berbui dan berbau asam. selama berat bayi meningkat normal hal tersebut tidak tergolong diare tetapi merupakan inteloransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna. Intoleransi laktosa disebabkan oleh tubuh yang kekurangan enzim laktosa yang menyebabkan tubuh tidak mampu untuk mencerna kandungan gula pada susu (laktosa). Kontak bakteri pada usus dengan laktosa yang tidak berhasil dicerna tubuh berdampak pada produksi gas dalam jumlah besar. Hal ini menyebabkan gejala penyakit seperti nyeri perut, kembung dan diare serta gangguan pada saluran pencernaan lainnya.

Jenis Diare

Berdasarkan jangka waktu terjadinya,diare dibagi menjadi 2 yaitu Diare akut dan kronis. Di indonesia lebih banyak kasus diare akut dibandingkan yang kronis .

1. Diare Akut

BAB 3 kali atau lebih dalam sehari terjadi sampai 7 hari

2. Diare Kronis

BAB 3 kali atau lebih dalam sehari, terjadi lebih dari 2 minggu

Bentuk Tinja

Terdapat bentuk tinja yang dikenali yaitu antara lain

Gejala Diare

Menurut Suratun & Lusianah (2010), gambaran klinis diare yaitu sebagai berikut:

  1. Muntah/mual dan/atau suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang.
  2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair, tenesmus, hematochezia, nyeri perut atau kram perut.
  3. Tanda-tanda dehidrasi muncul bila intake lebih kecil dari outputnya.
    Tanda-tanda tersebut adalah perasaan haus, berat badan menurun, mata cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun,dan suara serak.
  4. Frekuensi nafas lebih cepat dan dalam.
  5. Anuria (tidak bisa BAK) karena penurunan perfusi ginjal dan menimbulkan nekrosis tubulus ginjal akut, dan bila tidak teratasi, klien/pasien beresiko menderita gagal ginjal akut.
  6. Demam

Bahaya Diare

Komplikasi yang dapat muncul pada penderita diare bila tidak segera ditangani dengan benar dapat terjadi Dehidrasi (ringan sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik), renjatan hipovolemik, hipokalemia,hipoglikemia, intolerasni sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktase, terjadi kejang pada dehidrasi hipertonik. Selanjutnya dapat terjadi malnutrisi energi protein akibat muntah dan diare.

Cara Mengatasi Diare

Lima Langkah Tuntaskan Diare (Lintas Diare) yaitu:

1. Rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah

2. Zinc selama 10 hari berturut-turut

3.Pemberian ASI dan makanan

4. Pemberian antibiotik sesuai indikasi

5. Nasihat pada ibu/ pengasuh anak

Get In Touch
>