Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai dengan rendahnya masa tulang dan terjadinya perubahan mikroarsitektur jaringan tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh perempuan setelah menopause. Proses osteoporosis sebenarnya sudah dimulai sejak usia 40-45 tahun. Pada usia tersebut akan mengalami proses penyusutan massa tulang yang menyebabkan kerapuhan tulang. Proses kerapuhan tulang menjadi lebih cepat setelah menopause sekitar umur 50 tahun karena kadar hormon esterogen yang mempengaruhi kepadatan tulang sangat menurun.
Jenis Osteoporosis
1. Osteoporosis Primer
Osteoporosis primer adalah kehilangan massa tulang yang terjadi sesuai dengan proses penuaan. Sampai saat ini osteoporosis primer masih menduduki tempat utama karena lebih banyak ditemukan dibandingkan osteoporosis sekunder. Pada wanita biasanya disebabkan oleh pengaruh hormonal yang tidak seefektif biasanya. Osteoporosis ini terjadi karena kekurangan kalsium akibat penuaan usia.
2. Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit tertentu, gangguan hormonal, dan juga kesalahan pada gaya hidup seperti konsumsi alkohol secara berlebihan, rokok, kafein, dan kurangnya aktifitas fisik. Berbeda dengan osteoporosis primer yang terjadi karena faktor usia, osteoporosis sekunder bisa saja terjadi pada orang yang masih berusia muda.
Gejala Osteoporosis
Penyakit osteoporosis ini sering disebut penyakit silent disease karena proses kepadatan tulang berkurang secara perlahan lahan dan berlangsung secara proggresif dan bertahun-tahun tanpa kita sadari maka dari itu hampir semua osteoporosis ini tidak menimbulkan gejala sehingga banyak orang yang tidak menimbulkan gejala sehingga banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya terkena osteoporosis. Adapun tanda dan gejala osteoporosis yaitu:
- Nyeri tulang dan sendi terutama jika nyeri dipunggung saat dibuat berdiri, berjalan beraktivitas dan disentuh. Sifat nyerinya tersebut tajam atau seperti terbakar bisa karena adanya fraktur
- Deformitas atau perubahan bentuk tulang seperti kifosis dan jari jari tangan dan kaki terlihat membengkok atau adanya berubahan abnormal
- Patah tulang (fraktur)
- Kerangka tulang semakin memendek atau punggung semakin membungkuk (penurunan tinggi badan)
- Nafsu makan menurun menjadikan berat badan menurun atau kurus
- Sesak nafas karena organ tubuh semakin berdekatan karena tulang tidak mampu menyangga lagi
Dampak Osteoporosis
- Nyeri, Gerakan tulang belakang menjadi sangat terbatas karena rasa nyeri yang dirasakan. Umumya, penderita dapat menunjukkan lokasi nyeri dengan tepat. Rasa nyeri berkurang bila penderita istirahat di tempat tidur atau pada saat bangun tidur pagi. Namun, rasa nyeri akan bertambah saat duduk, berdiri, membungkuk, berjalan, atau melakukan suatu gerakan yang salah. Selain itu, rasa nyeri akan semakin terasa bila penderita batuk, bersin, mengedan, mengangkat barang, atau naik kendaraan di jalan berlubang
- Berkurangnya tinggi badan
- Deformitas atau kelainan tulang belakang
- Patah tulang (fraktur), Tulang yang sering mengalami fraktur pada penderita osteoporosis adalah di pergelangan tangan, leher, tulang paha, dan ruas tulang belakang. Fraktur multiple (fraktur di beberapa tempat pada ruas tulang belakang) sering terjadi pada daerah dada di vertebra torakalis 11 dan 12 atau pada daerah pinggang vertebra lumbal 4 dan 5. Keadaan tersebut akan menyebabkan tubuh menjadi bungkuk, gerakan terhambat, dan berkurangnya tinggi badan.
Pencegahan Osteoporosis
- Mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium, seperti susu dan kacang-kacangan
- lakukan diet seimbang
- Melakukan latihan fisik atau biasa disebut dengan senam osteoporosis
- Hindari faktor penghambat penyerapan kalsium atau mengganggu pembentukan tulang seperti merokok, mengonsumsi alkohol, konsumsi obat yang menyebabkan osteoporosis.
- Cegah terjatuh
- Cukup paparan sinar matahari (sinar D)
- hindari rokok dan minuman berakohol serta kafein berlebihan