Penyakit jantung koroner merupakan kasus utama penyebab kematian dan kesakitan pada manusia. Meskipun tindakan pencegahan sudah dilakukan seperti pengaturan makanan (diet), menurunkan kolesterol dan perawatan berat badan, diabetes dan hipertensi, penyakit jantung koroner ini tetap menjadi masalah utama kesehatan.
Penyakit jantung koroner adalah penyakit dimana pembuluh darah yang menyuplai makanan dan oksigen untuk otot jantung mengalami sumbatan. Sumbatan paling sering akibat penumpukan kolesterol didinding pembuluh darah koroner.
Tanda Dan Gejala
PJK lebih sering terjadi pada rentang usia 45- 54 tahun. Secara klinis, ditandai dengan nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada atau rasa tertekan berat di dada ketika sedang mendaki/kerja berat ataupun berjalan terburu-buru dijalan datar atau berjalan jauh. Suatu pasien akan dikatakan sebagai pasien PJK jika pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan atau infark miokard) oleh dokter atau belum pernah didiagnosis menderita PJK tetapi pernah mengalami gejala atau riwayat nyeri di dalam dada ,rasa tertekan berat, tidak nyaman didada dan nyeri, tidak nyaman didada yang dirasakan di dada bagian tengah dada kiri depan menjalar kelengan kiri dan nyeri,tidak nyaman didada yang dirasakan ketika mendaki, naik tangga, berjalan tergesa-gesa dan nyeri, tidak nyaman didada yang hilang ketika menghentikan aktifitas atau istirahat.
Faktor Resiko
Secara garis besar faktor risiko penyakit jantung koroner dapat dibagi menjadi factor risiko yang dapat dirubah (modifiable) dan factor risiko yang tidak dapat dirubah (non-modifiable).
1. Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Diubah (Non-Modifiable)
Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga pada usia dibawah 55 tahun merupakan salah satu factor risiko yang perlu dipertimbangkan. Begitu juga dengan faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner yang diturunkan seperti hiperkolesterolemia, penyakit darah tinggi, dan diabetes mellitus.
A. Jenis kelamin
Jenis kelamin laki-laki lebih sering terkena PJK dibandingkan dengan wanita. Akan tetapi, pada wanita yang sudah menaopause resiko PJK meningkat. Hal itu berkaitan dengan penurunan hormone esterogen yang berperan penting dalam melindungi pembuluh darah dari kerusakan yang memicu terjadinya artherosklerosis.
B. Usia
Usia seseorang merupakan factor risiko yang kuat bagi terjadinya penyakit jantung koroner. Walaupun dalam hal ini masih belum jelas sampai berapa jauh kerentanannya terhadap artherosklerosis dengan semakin bertambahnya umur seseorang. Semakin bertambah usia, risiko terjadinya penyakit jantung koroner makin tinggi dan pada umunya dimulai pada usia 40 tahun keatas. Menurut data yang dilaporkan American Health Association, 1 dari 9 wanita berusia 45-60 tahun menderita penyakit jantung koroner dan 1 dari 3 wanita berusia diatas 60 tahun menderita penyakit jantung koroner sedangkan 1 dari 2 wanita akan meninggal karena penyakit jantung dan stroke.
C. Keturunan/RAS
Riwayat keluarga yang pernah mengalami serangan jantung atau dengan riwayat kematian mendadak akibat jantung.
2. Faktor Resiko Yang Dapat Diubah (Modifiable)
A. Merokok
Para perokok mempunyai risiko dua sampai tiga kali meninggal karena PJK dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Merokok memicu munculnya radikal bebas yang berakibat pada lebih cepat rusaknya dinding pembuluh darah. Karbon monoksida dapat menyebabkan hipoksia jaringan arteri, nikotin menyebabkan mobilisasi katekolamin yang dapat menambah reaksi trombosit dan menyebabkan kerusakan pada dinding arteri. Sedangkan glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksi hipersensitif dinding arteri.
B. Hiperlipidemia
Hiperlipidemia adalah suatu penyakit yang mengakibatkan kadar lemak (kolesterol, trigliserida, atau keduanya) dalam darah meningkat sebagai manivestasi kelainan metabolisme atau transportasi lemak/lipid. Lipid atau lemak adalah zat yang kaya akan energi, yang berfungsi sebagai sumber utama dalam proses metabolisme
C. Hipertensi
Risiko penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat sejalan dengan peningkatan tekanan darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik 130-139 mmHg dan tekanan darah diastolik 85-89 mmHg akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar 2 kali dibandingkan dengan tekanan darah kurang dari 120 per 80 mmhg.
Diabetes menyebabkan faktor risiko terhadap PJK apabila kadar glukosa darah naik, terutama bila berlangsung dalam waktu yang cukup lama karena gula darah (glukosa) tersebut dapat menjadi racun terhadap tubuh, termasuk sistem kardiovaskuler.
Pasien diabetes cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi dalam darah cenderung berperan menaikkan kadar kolesterol.
Proses degeneratif vaskular dan metabolisme lemak yang tidak normal ini memegang peranan terhadap terjadinya pertumbuhan atheroma sehingga pembuluh darah arteri menjadi sempit (aterosklerosis).
E. Kurang Aktivitas Fisik
F. Berat Badan Lebih & Obesitas
Obesitas dapat merusak beberapa sistem pada organ tubuh. Jantung bekerja lebih berat pada orang yang mengalami obesitas, dan volume darah serta tekanan darah juga mengalami peningkatan. Penurunan berat badan secara signifikan akan mempengaruhi penurunan kadar kolesterol yang berkontribusi terhadap penimbunan lemak pada penderita PJK.
G. Diet Yang Tidak Sehat
H. Stres
I. Konsumsi Alkohol Berlebih