Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus monkeypox. Kasus cacar monyet meningkat beberapa tahun terakhir ini, bahkan dapat ditemukan di negara non-endemis dengan prevalensi terbanyak pada usia dewasa. Transmisi terjadi dari hewan ke manusia ataupun manusia ke manusia; kuman masuk melalui nasofaring, orofaring, ataupun jaringan kulit.

Pengertian

Sebuah penyakit zoonosis ditularkan dari hewan ke manusia disebabkan karena virus monkeypox (Orthopoxvirus, Family Poxviridae).

Penularan

Ditularkan pada hewan ke manusia akibat kontak langsung dengan darah, luka pada kulit atau mukosa pada hewan yang terinfeksi, maupun cairan tubuh.

Transmisi virus dari manusia ke manusia terjadi melalui kontak erat dengan sekret dan droplet (cipratan air liur) saluran napas, lesi (luka) kulit manusia yang terinfeksi, atau benda yang terkontaminasi. Hal ini menyebabkan tenaga kesehatan atau orang serumah dengan penderita memiliki risiko tinggi tertular. Transmisi ibu-janin dapat terjadi melalui plasenta, sedangkan penularan melalui hubungan seksual belum diketahui.

Gejala

Sekilas, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air. Namun, pada cacar monyet akan muncul kelenjar getah bening yang membengkak.

Selain itu, gejala cacar monyet juga dibagi dalam dua kategori, yaitu fase prodromal atau fase awal yang ditandai dengan demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Kemudian berlanjut ke fase erupsi pada 1-3 hari kemudian, yang ditandai dengan munculnya ruam.

1. Fase Prodromal

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Kemenkes RI, gejala awal atau fase prodromal, menandakan tertular virus monkeypox antara lain:  

  • Demam
  • Sakit kepala terkadang terasa hebat 
  • Nyeri otot
  • Sakit punggung
  • Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) yang dirasakan di leher, ketiak, atau selangkangan. 
  • Panas dingin
  • Kelelahan dan lemas

2. Fase Erupsi

Fase erupsi terjadi saat 1-3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah fase prodromal. Pada fase erupsi timbul ruam atau lesi pada kulit. Biasanya, ruam atau lesi ini dimulai dari wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap. 

Kemudian, ruam atau lesi pada kulit ini akan berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (maculopapular), lepuh yang berisi cairan bening atau nanah, lalu mengeras atau keropeng hingga akhirnya rontok.  

Gejala cacar monyet akan berlangsung selama 2−4 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok.

Cara pencegahan

  • Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi sarang virus, terutama hewan buas, tikus, primata, hewan yang sakit, atau yang ditemukan mati
  • Hindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi. Misalnya dari tempat tidur maupun pakaian yang digunakan penderita
  • Batasi konsumsi dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik, maupun daging yang diburu dari hewan liar (bush meat)
  • Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Lakukan kebersihan tangan yang baik setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi. Misalnya, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol.
  • Gunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien.  

Diagnosis

Beberapa ahli mengatakan monkeypox hanya bisa di diagnosis dengan pemeriksaan lebih lanjut dan yaitu dengan
laboratorium melalui tes (PCR) real-time Polymerase Chain Reaction.

Pengobatan

Vaksin cacar, obat antivirus (Tecovirimat) ST-2466, cidofovir dan Brincidofovir, serta vaccinia immunoglobulin (VIG), telah terbukti 85% efektif mencegah monkeypox

Kapan Harus Ke Dokter?

Waktu yang tepat untuk pergi ke dokter adalah ketika anda mengalami sejumlah gejala awal yang mengarah pada cacar monyet, apalagi jika telah melakukan perjalanan ke wilayah yang terjangkit wabah monkeypox.

Bagi anda yang mengalami sejumlah gejala yang mengarah pada cacar monyet, dapat berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.  

Get In Touch
>